Dirimu kepada diriku
Saling meminta sesuatu
Kemudian menatap langit
Jikalau sang matahari
Tidaklah terbit dan bersinar
Cinta kita berdua pun
Tidak akan terbakar membara
Tak pernah terbakar oleh
Sinar mentari musim panas
Garis kulit yang terbakar
Tak juga disadari
Apa harus salahkan langit
Yang berwarna biru
Hujan sore yang menjaga
Takkan berhenti
Dirimu
Cahaya kilat yang amat indah
Menyambar melewati dadaku
Duri-duri perasaan sayang sekarang
Menancap di hatiku
Cahaya kilat yang amat indah
Yang bergema setelahnya itu
Perasaan yang amat dekat
Rentangkan kedua tangan
Ayo disambar sang cinta
Di pasir pantai yang basah
Tak ada bayangan siapapun
Kain tuk penanda tempat
Terlipat ditiup oleh angin
Tiba-tiba kamu ucapkan
Bahwa kamu merasa takut
Lalu dengan bajumu
Kau menutup perutmu
Awan gelap tak kubiarkan
Mengganggu dirimu
Segaris lurus cahaya itu
Perasaan milikku
Akhirnya
Cahaya sang kilat yang abadi selalu
Tertinggal di balik kelopak mata
Lebih jelas dari pada mimpi semua
Kenangan yang tersimpan
Cahaya sang kilat yang abadi selalu
Disekitar manakah kan turun
Berdua saja cukup
Ya jikalau aku bisa
Menjadi penangkal petir
Banyak cayaha yang kulihat sampai sekarang
Tapi itu yang terindah
Dari langit menyambar ke bumi
Jalur dilalui ciuman
Dirimu
Cahaya kilat yang amat indah
Menyambar melewati dadaku
Duri-duri perasaan sayang sekarang
Menancap di hatiku
Cahaya kilat yang amat indah
Yang bergema setelahnya itu
Perasaan yang amat dekat
Rentangkan kedua tangan
Ayo disambar sang cinta